Thursday, May 3, 2007

Makhluk (end)

Soni melirik jam dinding….kaget, “Gila… udah hampir jam 00, aku kirain masih jam 9, taunya udah larut”.


Soni melemaskan ototnya yang kaku... sedari tadi sejak Sapto meninggalkan ruangan ini, Soni masih pada posisi yang sama yaitu di depan laptop beserta buku kerja yang berserakan di atas meja.



Aku harus bisa menyelesaikan tugas ku malam ini juga. Sepertinya sih sedikit lagi, sebelum jam 1 deh pasti kelar,” Soni berguman sendiri sambil berdiri menuju dispenser yang terletak disudut ruangan kerjanya.


Sepertinya buat kopi asik nih, biar ga ngantuk.” Soni melangkah menuju kulkas, di dalam kulkas semua yang dibutuhkan Soni ada, gula, teh dan kopi. Kata Sapto biar ga disemutin dan awet, dan ternyata Sapto benar, semenjak semuanya dimasukkan ke dalam kulkas, ruang kerja Soni terbebas dari yang namanya semut.


Pada saat Soni melangkah menuju kulkas, dari sudut ruangan terdengar suara air yang mengucur. Soni terlonjak kaget, Soni diam sejenak. Spontan Soni melihat ke sumber suara, sudut ruangan tempat dispenser. Tetapi tidak ada tanda-tanda air yang melimpah atau lantai basah atau apalah yang membuktikan bahwa suara yang dia dengar tadi memang benar-benar nyata.


Benar juga kata-kata Sapto... ini toh yang dimaksud Sapto kejadian aneh seperti ini” Soni bergumam sendiri.


Payah ni. Kerjaan belum kelar. Ada gangguan, sepertinya aku harus bertahan untuk beberapa saat lagi disini. Biarin aja deh, semoga aja suara itu pertama dan untuk yang terakhir kalinya”. Soni melanjutkan kembali pekerjaan dan tidak perduli lagi dengan kopi yang akan dia buat.


Belum sempat Soni duduk, suara itu muncul lagi tapi kali ini berasal dari keran wastafel yang berada di samping kulkas, Soni terbelalak... melihat keran air di wastafel terbuka dan airnya mengucur. Soni memejamkan mata beberapa saat untuk memastikan yang dia lihat hanyalah halusinasi. Kemudian Soni membuka mata kembali, air di wastafel tetap mengucur. Kembali Soni menutup mata dan berharap semuanya tidak ada. Pada saat Soni membuka mata untuk kesekian kalinya… air yang mengucur itu lenyap, tidak ada lagi. Soni memberanikan diri untuk mendekat ke wastafel untuk memastikan apakah ada tanda-tanda air disana, ternyata kering sama sekali. Soni merinding. Tidak sengaja Soni melihat ke kulkas dan ternyata pintu kulkas sudah terbuka dan plak pintu kulkas tertutup dengan keras. Soni mulai berkeringat dingin.... Gangguan tidak hanya itu saja, belum sempat Soni menarik nafas, menenangkan diri... terdengar suara kaki melangkah mendekat, semula di depan pintu, kemudian tambah dekat…tambah mendekat…Soni menahan nafas. Mencoba untuk memejamkan mata, berharap agar suara kaki itu hilang... tetapi suara kaki itu malah makin mendekat dan… dan sekarang berada tepat di samping kiri Soni. Kali ini Soni benar-benar ketakutan. Ketakutan yang amat sangat...mendorong Soni untuk berteriak “Siapapun disini, tolong jangan ganggu aku. Aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaanku. Aku tidak mengganggu kalian, maafkan aku kalau kalian merasa terganggu atas kehadiranku malam ini. Tapi percayalah… aku disini hanya untuk menyelesaikan pekerjaan. Pekerjaanku tinggal sedikit lagi, Kalau kalian tetap mengganggu aku seperti ini… aku jadi lama di ruangan ini. Jadi aku mohon jangan ganggu aku lagi.


Soni diam. Ruangan itu mendadak hening… hening sehening-heningnya. Soni tambah merinding karena perubahan yang sangat drastis di ruangan itu. Tiba-tiba kursi yang tadi didudukinya bergerak, menimbulkan suara gesekan antara kaki kursi dengan lantai. Suara yang ditimbulkannya tidak kalah kerasnya dengan teriakan Soni. Ditambah dengan suara kulkas yang dibuka dan ditutup dan juga suara air yang mengucur dari wastafel.


Soni diam....kaku ditempat. Dengan kejadian barusan jelas sudah bahwa dalam ruangan ini… dia bukan sendiri tetapi berdua…bertiga… atau berempat… dengan makhluk yang Soni tidak tau seperti apa rupanya. Entahlah Soni tidak mau mereka reka, yang jelas dia tidak sendiri, seperti yang dikatakan Sapto tadi. Soni mencoba membaca ayat kursi, “bodoh...kenapa aku tidak membacanya sedari tadi” gumam Soni. Soni mulai membaca ayat kursi, kemudian dilanjutkan dengan alfatihah, dan surat An-nas dan ayat-ayat untuk meminta perlindungan kepada Tuhan dari gangguan setan atau jin yang ada dalam ruangan ini.


Seiring dengan bacaan Soni...suara kursi, kulkas dibuka dan keran air berhenti. “Alhamdulillah… akhirnya mereka mengalah juga” kata Soni. Soni melihat ke sekeliling untuk memastikan apakah keadaan sudah "aman".
Setelah Soni benar yakin bahwa keadaan membaik, dia melanjutkan kembali pekerjaannya. “Terimakasih kalian sudah berhenti. Tapi aku minta setulus-tulusnya. Izinkan aku untuk menyelesaikan pekerjaanku malam ini.”
Suara kursi ditarik muncul lagi, tapi kali ini kursi ditarik kembali ketempat semula, ketempat dimana kursi seharusnya ada yaitu di depan meja kerja Soni.
"Sukurlah permintaanku dikabulkan" gumam Soni, kursi yang dikembalikan ketempat semula merupakan suatu pertanda bahwa mereka yang tak nampak di ruangan itu memperbolehkan Soni untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.


Akhirnya....Soni melanjutkan pekerjaan dan berusaha tetap tenang, meskipun suara-suara keran air, suara kulkas dibuka tetap ada selama Soni menyelesaika pekerjaan. Meski merinding Soni tetap tekun dengan pekerjaanya. Seperti ada yang tinggal disini, fikir Soni.


Akhirnya pekerjaan Soni selesai sudah. “Yap…Alhamdulillah akhirnya aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku”. Sambil melihat jam tangannya, “sudah jam 3 pagi rupanya. Engga terasa.... Ok sekarang aku harus pulang”.


Sambil membereskan meja kerja, Soni berkata “terimakasih kalian sudah memberikan aku waktu malam ini untuk menyelesaikan tugasku. Sekali lagi terimakasih. Maafkan aku. Lain kali aku akan meminta izin kepada kalian terlebih dahulu.” Perkataan Soni dijawab dengan kursi yang digeser perlahan.”


Soni merinding…. “Sepertinya aku harus pulang sekarang juga”.


Suara kursi yang digeser itu bukan yang terakhir melainkan dilanjutkan dengan suara wanita dan beberapa bayangan yang berkelebat di dalam ruangan itu. Lumayan banyak jumlahnya, mereka ingin memperlihatkan kepada Soni bahwa mereka ada dan wujud, ingin berkenalan dengan Soni sepertinya. Soni tidak sempat lagi untuk melihat semuanya, sekarang Soni tergeletak dilantai, tidak sadarkan diri, tidak tau apakah dikarenakan keterkejutan yang amat sangat atau ngantuk karena kecapean.


***


“Pak Soni… bangun Pak… bangun!” suara Sapto membangunkan Soni yang sudah tidur dilantai sejak jam 3 pagi, semenjak Soni melihat bayangan berkelebat di ruangan itu.

Sambil mengucek-ngucek mata dan melihat kesekeliling Soni bertanya “Ada dimana saya? jam berapa sekarang?”

“Jam 7.30 pak… maaf pak. Saya terlambat, jalanan macet. Bapak tidak pulang tadi malam ya? Kenapa Bapak tidur dilantai?” tanya Sapto tak mengerti.


Soni melihat sekeliling, masih belum 100% sadar. Soni melihat dispenser…melihat kulkas...wastafel…. Tidak ada yang aneh. Soni berdiri menuju wastafel dan… dia ragu sejenak, dia ingat tadi malam… Tapi... pagi ini sepertinya tidak sehening kemarin malam dan lagi pula disampingnya ada Sapto. Soni melangkah ke wastafel....membasuh mukanya.
Sambil menatap kaca Soni berkata “Alhamduliillah aku selamat.” Soni menepuk-nepuk pundak Sapto dan meninggalkan Sapto yang terbengong tidak mengerti.

END

Tuesday, May 1, 2007

Apakah....







Apakah asa kini sudah mulai memudar….
Atau memang beban kehidupan sedang membebani nya....
Entah lah….
Yang aku tau adalah...
Tuhan penyayang umatnya
Tuhan tidak akan membiarkan
Umatnya larut dalam kesedihan yang lama
Harap...
Ku...