Sunday, February 8, 2009

Salut buat kamu Na... (3...end)









Cerita postingan sebelumnya...Nana dan sahabatnya Putri yang sudah dianggap Nana sebagai adiknya, begitu juga dengan Putri yang menganggap Nana sebagai kakaknya sedang mendiskusikan masalah Nana yang ditinggal selingkuh oleh suaminya.


RSRSRS

Waktu berlalu begitu cepatnya, tidak terasa sudah 3 tahun peristiwa yang menyakitkan itu dilampaui dengan sempurna. Nana masih terbayang bagaimana perasaan dia mengetahui bahwa suaminya mempunyai anak dari orang lain selain dirinya. Tapi sekarang... disaat Nana sudah sanggup untuk melupakan itu semua dan memulai kehidupan dengan baik, ada sesuatu yang membuat dirinya berfikir keras, dia tahu bahwa apa yang dikatakan Bang Pay membuat dia berada di tengah, apakah dia akan sanggup memaafkan begitu saja apa yang telah dilakukan suaminya dikarenakan satu hal di luar kendali atau tetap bersikukuh dengan pendapat awalnya bahwa semua ini adalah karena ketidaksetiaan dan murni perselingkuhan suaminya.

Fikiran Nana masih teringat akan apa yang telah dikatakan oleh teman dekat Putri beberapa hari yang lalu. Memang Nana adalah tipe orang tidak pernah mengumbar apa yang terjadi dalam keluarganya, semua tersimpan rapi di dalam hati dan di benak sahabatnya Putri. Dan dari Putrilah sebenarnya hal ini terusik, secara tidak sengaja memang. Putri memperkenalkan seseorang yang dekat dengan dirinya saat itu kepada Nana, karena Nana sudah dianggap seperti kakak bagi Putri, sehingga cukup wajar apabila seseorang yang akan menjalin tali kasih dengan dirinya harus melalui tahap seleksi dari Nana. Dan hal itulah yang dilakukan oleh Putri. Namanya Bang Pay, pada saat itu Bang Pay diajak Putri untuk kerumah Nana, agar tahap seleksi lebih hikmat. Dan pada saat itu bukan Bang Pay yang kaget malah Nana yang kaget karena dari obrolan mereka, ternyata Bang Pay menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, padahal Putri tidak pernah menceritakan apapun kepada Bang Pay tentang apa yang terjadi pada Nana dan suaminya. Awal pembicaraan Bang Pay mengatakan ada sesuatu di rumah ini, dan kemudian berlanjut dengan cerita Nana. Dan akhirnya Bang Pay mengatakan sesuatu yang tidak bisa dilupakan Nana ”Mba Nana....sepertinya suami mbak kena guna-guna......, maaf mungkin saya kurang sopan, baru pertama kenal sudah membicarakan yang sangat pribadi”.

Nana mendengar itu merasa terkejut dan tidak berkata apa-apa dan hanya menjawab ”Masak sih....seperti judul film aja, Guna-guna isteri muda” jawab Nana pada saat itu.

Bener lho mba.....di rumah ini awal dari segalanya, ada semacam obat untuk membuat suami mba Nana tidak tenang di rumah dan akhirnya meninggalkan mba Nana dan anak-anak”. Tapi pada saat itu Nana ga mau tau. Tetapi bang Pay tetap menyarankan suami Nana diobatin dari jauh untuk menghilangkan guna-guna tersebut, sehingga dia sadar dan semuanya akan menjadi seperti semula.

Disinilah Nana berdiri dengan kebimbangan, ”apakah benar apa yang dikatakan oleh Bang Pay....apakah apa yang diceritakan bang Pay hanya siasat untuk mengambil hatiku saja, tapi untungnya apa???? siapa aku, aku bukan ibunya Putri, meskipun aku tidak suka dan tidak menyetujui hubungan mereka, aku tidak berhak melarang mereka” pikir Nana dalam hati.

”Assalamualikum” suara Putri mengagetkan Nana.

”Waalikum salam, Putri......wah....udah pulang ni dari luar kotanya?”

”sudah mbak....kemaren”

”Gimana perkenalan dengan orang tuanya Bang Pay mu”

”Bisa dikatakan sukses lah mba...respon mereka sangat positip”

”Ya baguslah”

”Tapi mba Nana kelihatan resah nih....”

”Iya ni Put...aku bingung...”

”Masih mikirin apa yang dikatakan Bang Pay ya?”

”Iya Put, menurut kamu bagaimana?”

”Menurut saya sih...kalau dilihat dari kecendrungan suami mba dulu, memang benar adanya, dia sangat loyal kan sebelum2nya, sebelum mengenal perempuan itu tetapi setelah dia mengenal perempuan itu dan mengikuti semua anjuran keluarga perempuan itu...akhirnya dirinya sangat mudah dikuasai.”

”Jadi menurut kamu, aku harus memaafkan dirinya dikarenakan semuanya karena semua itu di luar kendali dirinya?”

”Menurut ku begitu mba..., Karena apabila mba berusaha memaafkan dirinya maka semuanya akan mudah dilakukan, dan semuanya akan berakhir, Aviv dan Kiki tidak perlu takut dengan adanya orang baru dirumah ini, mereka akan lebih bahagia apabila ayah mereka kembali berkumpul dengan mereka”.

”Entahlah Put...sulit sekali bagi ku untuk melupakan kata2 dia pada saat ingin bercerai dari ku, dia katakan bahwa dia sudah tidak memerlukan dan sayang aku lagi”.

”Tapi itu semua dia ucapkan karena dia masih dalam pengaruh, bukan murni dari dirinya”.

”Yaaa....Mungkin....aku perlu berfikir lagi Put..”


RSRSRSRS


Lama Nana berfikir, berbulan2 lamanya dan apa yang harus Nana lakukan. Akhir-akhir ini Nana terus bermimpi tentang suaminya, yang datang kepadanya dan mengetuk pintu tetapi di mimpi itu Nana belum membuka pintu dan selalu bangun sebelum sempat membukanya, begitu terus setiap hari. Dan ternyata selama itu pula Bang Pay...sedang berusaha untuk mengobati suaminya. Nana mengetahui hal tersebut dari Putri. Nana berpikir dalam hati...mungkin memang benar apa yang dikatakan Putri, lebih baik aku memaafkan semuanya, mendamaikan hatiku dengan kenyataan, menerima keberadaan dia ditengah keluarga ini lagi. Mungkin ini yang terbaik saat ini aku lakukan, demi anak-anak biar mereka bahagia. Dan aku akan menerima risiko apabila apa yang aku putuskan ini salah. Bismillahirohmanirohim.....Nana mengambil HP untuk menghubungi Bang Pay dan mengatakan siap menerima suaminya kembali.

END